Kontak Senjata di Paniai, Polisi Gerebek Markas OPM
Aparat keamanan dari unsur TNI mengamankan Bandara Mulia, Puncak Jaya, Provinsi Papua.
Berita Terkait
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kontak senjata terjadi antara Polri dengan Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) di Paniai, Papua.
Menurut Polri, kontak senjata diawali dengan adanya penembakan dari pihak OPM, bukan karena adanya penyerangan dari Polri.
"Tidak ada penyerangan dari Polri. Saat kontak senjata, kami menemukan sebuah rumah yang dijadikan markas OPM," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Boy Rafli Amar, dalam jumpa pers di Mabes Polri, Rabu (14/12).
Menurut Boy, kontak senjata diawali saat Polda Papua melakukan pergeseran pasukan Satgas Matoa Polda Papua di Paniai. Namun, tiba-tiba ada penembakan yang dilakukan OPM kepada anggota polisi yang menyebabkan seorang polisi kakinya terkena peluru.
Polisi pun melakukan tembakan balasan dan dan mengejar sekitar 15 orang anggota OPM yang melarikan diri ke hutan. Saat pengejaran itulah, polisi menemukan sebuah rumah yang dijadikan markas OPM di Paniai. Tidak ada anggota OPM yang dapat diamankan.
Paniai, kata Boy, memang menjadi daerah di Papua yang memiliki jaringan kekuatan sipil bersenjata OPM. Selain Paniai, daerah lainnya yang menjadi fokus penegakan hukum secara intens yaitu Timika dan Puncak Jaya.
Dalam markas OPM, polisi menyita dokumen-dokumen OPM dalam sebuah laptop Toshiba. Namun, Boy enggan menyebutkan isi dokumen yang diduga terdapat rancangan penyerangan terhadap anggota kepolisian. "Dokumen itu belum bisa disampaikan, yang jelas sudah diamankan. Dokumen ini jadi bahan penyelidikan lebih lanjut," tegasnya.
Menurut Polri, kontak senjata diawali dengan adanya penembakan dari pihak OPM, bukan karena adanya penyerangan dari Polri.
"Tidak ada penyerangan dari Polri. Saat kontak senjata, kami menemukan sebuah rumah yang dijadikan markas OPM," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Boy Rafli Amar, dalam jumpa pers di Mabes Polri, Rabu (14/12).
Menurut Boy, kontak senjata diawali saat Polda Papua melakukan pergeseran pasukan Satgas Matoa Polda Papua di Paniai. Namun, tiba-tiba ada penembakan yang dilakukan OPM kepada anggota polisi yang menyebabkan seorang polisi kakinya terkena peluru.
Polisi pun melakukan tembakan balasan dan dan mengejar sekitar 15 orang anggota OPM yang melarikan diri ke hutan. Saat pengejaran itulah, polisi menemukan sebuah rumah yang dijadikan markas OPM di Paniai. Tidak ada anggota OPM yang dapat diamankan.
Paniai, kata Boy, memang menjadi daerah di Papua yang memiliki jaringan kekuatan sipil bersenjata OPM. Selain Paniai, daerah lainnya yang menjadi fokus penegakan hukum secara intens yaitu Timika dan Puncak Jaya.
Dalam markas OPM, polisi menyita dokumen-dokumen OPM dalam sebuah laptop Toshiba. Namun, Boy enggan menyebutkan isi dokumen yang diduga terdapat rancangan penyerangan terhadap anggota kepolisian. "Dokumen itu belum bisa disampaikan, yang jelas sudah diamankan. Dokumen ini jadi bahan penyelidikan lebih lanjut," tegasnya.
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Bilal Ramadhan
Posting Komentar