Headlines News :
Home » , , , , » Rekrut Ayam Kampus Pakai 'Intelijen'

Rekrut Ayam Kampus Pakai 'Intelijen'

Written By MELANESIA POST on Rabu, 13 Mei 2015 | Rabu, Mei 13, 2015

Rekrut Ayam Kampus Pakai 'Intelijen'

Rekrut Ayam Kampus Pakai 'Intelijen'
Ilustrasi prostitusi. Irishexaminer.com
TEMPO.CO , Jakarta:Empat wanita berbadan bak boneka Barbie memasuki sebuah ruangan berarsitektur Yunani. Mereka tertawa riang dan saling berbicara satu sama lain. Tak ada tanda psikologis sedang berada di bawah ancaman. Keempatnya kemudian duduk berjajar di sebuah sofa panjang. Berhadapan dengan seorang lelaki berkemeja hitam dan berambut jabrik. Mereka diwawancara untuk menjadi: Ayam kampus.


"Mereka adalah calon culai (ayam kampus)," kata Nora, 38 tahun, mucikari yang mengkoordinir keberadaan para ayam kampus di tiga tempat hiburan besar di Jakarta Pusat kepada Tempo, dua pekan lalu.

Nora mengatakan, perekrutan ini dilakukan rahasia. Seleksinya ketat dan terbatas. Praktik pergundikan yang dilakukannya dikelola profesional. Ia membuat perjanjian hitam di atas putih dengan ayam peliharaannya. "Selayaknya sistem manajemen saja," ujarnya. Contoh isi perjanjian itu, kata dia, misalnya tidak boleh menyeberang ke mucikari lain tanpa ijin. "Juga tentang gaji dan aturan lainnya," kata Nora. (Pembagian komisi baca tulisan di bagian lain)


Nora terlihat santai menjamu keempat tamunya itu. Ia mengaku tidak ingin membuat suasana menjadi tegang. Karena dirinya tahu, calon culai itu rata-rata baru dan butuh pengalaman. Malam itu, yang diwawancara adalah mahasiswi dari sebuah perguruan tinggi swasta di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Kebanyakan, peliharaannya adalah model yang menyambi menjadi mahasiswi. "Harganya tentu lebih mahal," katanya.

Dalam diskusi dengan para calon culai ia tampak terang-terangan. Ia bertanya kepada empat mahasiswi itu mulai dari nama, pengalaman kerja esek-esek dan orientasi hidup. Sebagian besar, kata dia, orientasinya adalah uang. "Gue juga nanya dari mana mereka tahu diri gue, dan tahu kerjaan ini dari mana," tutur Nora yang memiliki puluhan culai.

Menurutnya mudah sekali melacak calon culainya yang berbohong. Karena ia memiliki mata-mata di kampus dan tempat hiburan. Riwayat hidup culai peliharaannya semua ada di tangannya. "Gue punya intel dimana-mana, data gue lengkap," tuturnya.

Setelah lulus dari seleksi pertama, kata Nora, calon culai dikumpulkan menjadi satu dengan peserta lain yang sebelumnya diwawancara terpisah. Proses tersebut menurutnya dapat digambarkan sebagai suatu rapat besar yang dipimpin oleh pihak manajemennya. Nora tidak mengijinkan para calon culainya itu diajak bicara dengan Tempo. "Jangan, gak penting," katanya dengan nada serius.


HERU TRIYONO | PACIFICA
Share this post :

Posting Komentar