Headlines News :
Home » » PAPUA MERDEKA! News: Bersuara Karena & Untuk Kebenaran!

PAPUA MERDEKA! News: Bersuara Karena & Untuk Kebenaran!

Written By Unknown on Rabu, 30 November 2011 | Rabu, November 30, 2011

PAPUA MERDEKA! News: Bersuara Karena & Untuk Kebenaran!




Terkait Kekerasan dalam Kongres Rakyat Papua

JAKARTA - Dugaan adanya tindak kekerasan yang terjadi dalam tewasnya warga sipil saat Kongres Rakyat Papua (KRP) III di Abepura, 19 Oktober lalu, terus dicermati oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Hasil investigasi menunjukkan, korban tewas bukan karena luka pukul namun disebabkan karena luka tembak.
    Tiga warga sipil yang tewas itu adalah Daniel Kadepan, Yacob Samansabra, dan Max Asa Yeuw. "Sebelumnya memang diduga kematian akibat luka pukul atau luka bacok," kata komisioner Komnas HAM Ridha Saleh di Jakarta, kemarin (2/11).
    Komnas, rencananya akan mengungkapkan fakta hasil penyelidikan tiga warga sipil pada kongres yang dihelat di lapangan Abepura, Kota Jayapura, Papua, itu pada Jumat (4/11) besok. "Kondisinya jauh lebih sadis dari yang dibicarakan," katanya.
    Ridha mengatakan, Komnas telah menemui istri dari korban dan memberikan penjelasan terkait dengan penyebab kematian suami mereka.
    Sebelumnya, berdasarkan laporan awal disebutkan, Daniel yang merupakan mahasiswa 25 tahun, warga Petapa, ditemukan tewas dengan tiga luka robek di kepala bagian belakang. Sementara Max adalah anggota Satgas Petapa (Penjaga Tanah Papua) berusia 35 tahun. Dia diketahui sebagai warga Waibron, Distrik Sentani Barat. Terdapat luka pada pinggang sebelah kiri di jenazah Max.
    Komnas, lanjut Ridha, akan menyikapi kasus kekerasan yang terjadi di Papua. Setelah kasus tewasnya tiga warga sipil dalam kongres itu, Komnas juga akan membeberkan hasil investigasi terkait insiden di PT Freeport yang menewaskan Leo Wandagau dan Petrus Ayamseba. "Nanti akan kami sampaikan," katanya.
    Seperti diketahui, Komnas HAM langsung menerjunkan tim untuk menyelidiki insiden kekerasan saat KRP. Komnas menyesalkan adanya tindakan penyisiran yang dilakukan oleh aparat keamanan. Selain itu, pendekatan keamanan yang selama ini diterapkan bisa diubah dengan menggunakan  logika-logika afirmatif dan dengan cara yang bermartabat. (fal)

Share this post :

Posting Komentar